Cara Kerja Power Steering Mobil
Power Steering |
Sebagian besar kendaraan membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk mengemudikannya,
karena adanya beban yang besar pada roda-roda depan. untuk mengatasi hal itu maka kendaraan
dilengkapi dengan power steering. Pengemudi akan terasa lebih nyaman walaupun harus menempuh
jarak yang jauh atau pada jalan yang tidak rata, karena daya putar setir menjadi lebih ringan. Jika roda
depan mendapat kejutan (pada jalan yang rusak) maka kejutan itu akan diserap oleh power cylinder
dan tidak mempengaruhi setir, dengan demikian setir menjadi stabil dan tepat sudut beloknya.
CARA KERJA POWER STEERING :
• Kondisi Netral (Pengemudian Lurus)
Worm shaft dan rotor mempunyai enam alur, seperti terlihat pada gambar di bawah. Alur-alur
tersebut berhubungan dengan lubang-lubang.
Minyak bertekanan dari vane pump, yang digerakkan oleh mesin, mengalir melalui pressure port,
ke alur pada tengah-tengah valve housing, lubang dan alur pada worm shaft.
Karena semua alur mempunyai celah yang sama maka minyak bertekanan mengalir ke lubang
pada worm shaft dan kembali ke reservoir melalui return port.
Karena tidak ada perbedaan tekanan antara cylinder chamber kanan dan kiri, piston tetap pada
posisi netral.
• Belok Kanan
Saat steering wheel dibelokkan ke kanan, tahanan roda terhadap jalan bekerja pada worm shaft
melalui sector shaft dan piston menyebabkan torsion bar terpuntir.
Rotor bergerak ke kanan menyebabkan minyak bertekanan dari hydraulic pump (vane pump)
mengalir ke chamber A setelah melalui saluran pada valve housing dan steering body, sehingga
tekanan hidrolis pada chamber ini naik. Piston bergerak ke kanan, sector shaft juga bergerak ke kanan
dan menggerakkan roda ke kanan melalui pitman arm. Minyak yang berada di chamber B kembali ke
reservoir setelah melalui saluran pada worm shaft dan return port.
Saat piston bergerak, worm shaft berputar, dan torsion bar kembali dari posisi terpuntir ke posisi
netral.
• Belok Kiri
Rotor bergerak ke kiri menyebabkan minyak bertekanan dari hydraulic pump (vane pump) mengalir
ke chamber B setelah melalui saluran pada worm shaft, sehingga tekanan hidrolis pada chamber ini
naik. Piston bergerak ke kiri, sector shaft juga bergerak ke kiri dan menggerakkan roda ke kiri melalui
pitman arm. Minyak yang berada di chamber A kembali ke reservoir setelah melalui saluran pada valve
housing dan steering body.